Sobat, ketika memasuki bulan Februari
kita akan menjumpai interior supermarket dan mall dipenuhi dengan pernak-pernik
berbentuk pita, bantal berbentuk hati atau rangkaian bunga yang didominasi
warna pink dan biru muda. Iya, kebanyakan anak-anak muda di seluruh dunia akan
merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. Momentum ini sangat
disukai oleh para remaja, karena pada hari itu 14 Februari, mereka terbiasa
merayakannya bersama orang-orang yang dicinta atau disayangi terutama kekasih.
Momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali di negeri-negeri
Islam terutama di Indonesia.
Sayangnya tidak semua anak-anak remaja
memahami dengan baik esensi dari valentine day. Mereka mengganggap perayaan ini
seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan. Padahal
kenyataannya sama sekali berbeda. Valentine
day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan
merayakannya, hukumnya bisa syirik, karena merayakan valentine day. Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al
Isra 36 bahwa “Janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu mengetahui
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan
dimintai pertanggung jawabannya”
Nah, yang ini yang perlu sobat tau
sebelum kita ikut-ikutan merayakan ventine day. Ada banyak versi tentang asal
dari perayaan hari valentine, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi
merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Februari yang diberi
nama Lupercalia. Perayaan ini adalah
sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan Perkawinan) dan Pan ( Tuhan
dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan dan wanita
berkumpul lalu saling memilih pasangan lewat kado yang telah dikumpulkan dan
diberi tanda sebelumnya—tukar kado, selanjutnya hura-hura sampai pagi.
Seiring dengan berjalannya waktu,
pihak gereja yang waktu itu agama kristen mulai menyebar di Romawi,mulai
memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14
Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi
menghormati seorang pendeta kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun
bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine.
Nah, sekarang sobat sudah tau apa itu Valentine day. Melihat sejarahnya, kita
nggak bisa membantah kalau acara valentinan
itu nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam, malah bisa jadi acara valentinan itu punya potensi besar untuk
menyeret kamu ke dalam pergaulan yang negatif. Budaya Valentine’s Day itu memang berasal dari akidah lain, yakni budaya
orang barat yang berakidah sekuler. Firman Allah SWT,
“... dan sesungguhnya jika mengikuti
keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan),
sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan orang-orang zalim.” (Al
Baqarah : 145)
Maka, di sinilah wajib bagi kamu untuk
gaul juga hukum-hukum Islam. Termasuk dalam hal ini adalah ketika akan
melakukan suatu perbuatan.
Ok. Guys masih pingin ikutan acara
Valentinan?.....
0 comments:
Post a Comment