Sunday 8 February 2015

Sobat, ketika memasuki bulan Februari kita akan menjumpai interior supermarket dan mall dipenuhi dengan pernak-pernik berbentuk pita, bantal berbentuk hati atau rangkaian bunga yang didominasi warna pink dan biru muda. Iya, kebanyakan anak-anak muda di seluruh dunia akan merayakan Hari  Kasih Sayang atau Valentine Day. Momentum ini sangat disukai oleh para remaja, karena pada hari itu 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicinta atau disayangi terutama kekasih. Momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali di negeri-negeri Islam terutama di Indonesia.
Sayangnya tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari valentine day. Mereka mengganggap perayaan ini seperti  Hari Ibu, Hari Pahlawan. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda. Valentine day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa syirik, karena merayakan valentine day. Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Isra 36 bahwa “Janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya”
Nah, yang ini yang perlu sobat tau sebelum kita ikut-ikutan merayakan ventine day. Ada banyak versi tentang asal dari perayaan hari valentine, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Februari yang diberi nama Lupercalia. Perayaan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan Perkawinan) dan Pan ( Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan dan wanita berkumpul lalu saling memilih pasangan lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado, selanjutnya hura-hura sampai pagi.
Seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja yang waktu itu agama kristen mulai menyebar di Romawi,mulai memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine.
Nah, sekarang sobat sudah tau apa itu Valentine day. Melihat sejarahnya, kita nggak bisa membantah kalau acara valentinan itu nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam, malah bisa jadi acara valentinan itu punya potensi besar untuk menyeret kamu ke dalam pergaulan yang negatif. Budaya Valentine’s Day itu memang berasal dari akidah lain, yakni budaya orang barat yang berakidah sekuler. Firman Allah SWT,
“... dan sesungguhnya jika mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan orang-orang zalim.” (Al Baqarah : 145)
Maka, di sinilah wajib bagi kamu untuk gaul juga hukum-hukum Islam. Termasuk dalam hal ini adalah ketika akan melakukan suatu perbuatan.

Ok. Guys masih pingin ikutan acara Valentinan?.....

0 comments:

Post a Comment

/*